Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Delapan Bintang Jatuh di Desa Tertinggi di Pulau Jawa

Gambar
Delapan Bintang Jatuh di Desa Tertinggi di Pulau Jawa Beginilah salah satu cara kami, @thislastpanama bersyukur dan kagum pada ciptaan Allah S.W.T. Sebenarnya rencana keberangkatan jauh-jauh hari sebelum UKK dan pergelaran, akan tetapi karena pentingnya acara tersebut, ketua pelaksanaan yaitu Juang, mengundurnya. Akhirnya pada tanggal 9 Juni 2014 kami berhasil sampai puncak desa tertinggi di Pulau Jawa, Sikunir. Seperti yang sudah dijelaskan diartikel sebelumnya bahwa kelas kami banyak anak pecinta alam, akhirnya mereka mengadakan suatu pendakian kecil ke Sikunir, Dieng, Wonosobo. Kami berkumpul disekolah pukul 13.00 tanggal 8 Juni 2014. Sebelumnya anak-anak yang fix ikut ada 15 yaitu: juang, cahya, barkah, umam, erwin, faizal, alfin, gilang, aziz, zuhri, cintya, tika, arima, riri dan tiwi. Akan tetapi karena arima tidak mendapat restu orang tua dan riska jadi ikut akhirnya kami tetap berlima belas. Masalah awal yang muncul adalah kendaraan, awalnya kami sepakat akan naik

ANTILA X.6

Gambar
“YANG TERKENANG, ANTILA X.6” Kebumen, 7 Mei 2013 Sebuah kenangan kembali terukir. Untuk pertama dan terakhir kali di kelas bernama ANTILA X.6 (Anak Titipan Illahi X.6). Di acara MOS SMANSA 2012 kami dipertemukan. Berasal dari sekolah yang berbeda, lata r belakang yang berbeda dan tujuan yang sama.  Kelas sudut bangunan sebelah timur adalah saksi bisu perjalanan kami. Perjalanan menuju cita-cita di masa depan. Ada pertemuan pasti juga ada perpisahan. Pergelaran adalah acara terakhir kami di kelas X.6. Kelas penuh cinta damai, canda tawa dan tak bisa dijelaskan karena ini kelas yang membuat bahagia orang-orang di dalamnya. Perpisahan kami diawali dengan pertengkaran sengit antara Febrian dan Lolita sang maskot kelas. *kayane :p Begini ceritanya: Waktu itu kami hari H pergelaran, berangkat sekolah baru sedikit yang berangkat. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajak Laksmi nge-print proposal yang sedang diedit oleh Hanief. Satu persatu orang mulai berdatangan, kami berg

"KITA GENAP 32"

Gambar
“KITA GENAP 32” Bahagia tidak hanya milik orang-orang yang berada di kelas terbaik, orang-orang yang selalu mendapat perhatian guru ataupun ataupun orang-orang yang dibanggakan guru karena prestasi. Kebahagiaan justru milik kita (lastpanama) orang-orang yang sadar bahwa kita bagian dari kelas, kita satu, kita bersama dan “KITA GENAP 32 ”. Kami bukan kelas yang bisa dibanggakan, kami juga bukan kelas terbaik, tapi kami kelas yang memahami arti kebersamaan. @thislastpanama Disinilah cerita perjalanan kami dimulai. Berawal saat pengumuman acakan kelas di depan lobi, yang menyatukan sekelompok anak berjumlah 32 dari ras, suku bangsa, bahasa yang berbeda. Tak ada yang spesial dari kelas kami, anak-anak perempuan yang mayoritas pendiam (awal-awal), dan anak-anak laki-laki yang mayoritas rutin berbicara (akhir-akhir). Sudah Saya katakan tidak ada yang spesial dari kelas ini saat pertama kali kami bersama. Semua berjalan biasa saja, hambar. Anak-anak yang tidak kompak, sukanya main