Semoga bisa mengambil amanahnya!
Kisah Penjual Kerupuk
Melangkah gontai perlahan menyusuri setapak demi setapak jalan. Gerobak
tua itu beliau dorong sampai mana saja, mencari pelanggan yang ingin membeli
kerupuknya, hanya itu penghasilannya. Senyum terkembang ke setiap orang yang
berpapasan dengannya.
“Kerupuk mba?”
Begitulah cara beliau menawarkan
dagangannya. Miris hati ini melihat dan menyaksikan langsung perjuangan beliau.
Beliau yang sudah tua renta, berjalan dengan terpincang-pincang karena memang
salah satu kakinya tidak bisa berjalan dengan normal. Semangat yang membawa
langkahnya hingga beberapa kilometer. Berharap masih ada rezeki untuk hari ini. Yang beliau yakini adalah “Allah
S.W.T Maha Adil.”
Terkadang orang yang iba melihatnya.
Memberikan sedekah. Apapun itu, seperti baru saja yang saya lihat. Seorang
bapak memberikan snack pengajiannya. Senyum kembali terkembang karena sebuah
rezeki. Berangkat pagi, pulang sore. Begitu setiap hari yang beliau lakukan.
Terkadang beberapa bungkus kerupuk masih tergantung rapi di gerobaknya. Karena
iba, ibu menyuruhku membeli beberapa bungkus kerupuk yang digoreng menggunakan
pasir. Semangatnya tek pernah padam, walau ia hanya seorang penjual kerupuk
keliling yang penghasilannya tak seberapa. Mengharap masih ada rezeki untuknya
hari ini, memperjuangkan hidup, menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.
Bila dibandingkan dengan pengemis
atau peminta-minta. Tentu pekerjaannya lebih baik dari mereka. Walaupun
sama-sama mencari uang, tetapi beliau lebih berusaha daripada pengemis yang
hanya memninta sedekah. Padahal bisa jadi mereka lebih sehat daripada beliau.
Dan orang tua akan selalu berusaha untuk menyekolahkan anaknya, berharap
kehidupan anaknya lebih baik daripada mereka. Akan tetapi sekarang lebih banyak
orang yang menyia-nyiakan sekolah mereka. Terutama orang-orang kaya, uang
tinggal minta. Orang tua menyekolahkan mereka supaya mereka bisa sukses seperti
kedua orang tuannya akan tetapi apa yang mereka lakukan di sekolah. Mereka
tidak serius, hanya bermain-main, menyepelekan guru, atau bermain gadget. Tidak
serius sekolah. Padahal di luar sana banyak orang yang ingin sekali bersekolah.
Boro-boro sekolah, untuk mekan saja susah. Uang susah dicari, dan ada pula yang
dikeluarkan dari sekolah gara-gara tidak bisa membayar SPP sampai waktu yang
ditentukan. Inilah portet pendidikan di Negara kita. Seharusnya kalian, orang
yang mampu dari segi materi maupun yang lain, lebih bersyukur dan memanfaatkan dengan
baik. Belajar supaya pintar dan berpengetahuanlah supaya kalian bisa mengubah
potret kehidupan negeri ini di masa yang akan datang.
Sedikit cerita, semoga bermanfaat :)
Salam Damai Indonesia
@cintyadiptap
@cintyadiptap
Komentar
Posting Komentar