Sepotong Surat untuk Para Pemimpin
Sepotong Surat untuk Para Pemimpin
Sebuah negara pasti membutuhkan seorang yang memiliki cerdas
dan bertanggungjawab bagi negaranya. Pemimpin itu harus bisa mengatur dan
memikirkan kemajuan negaranya kedepan. Seorang pemimpin harus JUJUR. Nah
kejujuran inilah sangat diperlukan untuk negaranya.
Berbicara tentang seorang pemimpin Saya teringat dengan kisah
seorang pemimpin yang membuat Saya terharu dan bangga kepadanya. Kisah ini
patut untuk dipublikasikan.
Seorang walikota salah satu kota di Pulau Jawa yang tidak
haus akan jabatan. Kisah hidup yang patut diteladani. Seorang pejuang wanita
yang mengedepankan rakyatnya. Bahkan Beliau sampai terjun ke jalan raya untuk
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas. Beliau bertekat untuk menghilangkan
kampung PSK di kotanya, berbagai cara Beliau lakukan. Sempat suatu hari Beliau
dan rekan-rekan pemerintahan datang ke perkampungan tersebut untuk membubarkan
perkampungan tersebut. Namun apa yang orang-orang kampung katakan. Mereka
mengancam akan membunuh siapapun yang membubarkan kampung tersebut. Cara berikutnya
pun Beliau lakukan, Beliau yakin sebuah perkampungan pasti membutuhkan
pendidikan. Beliau mencoba untuk menjadi guru di kampung tersebut dengan
membawa beberapa psikolog dan ternyata lebih dari 20 muda-mudi ingin
menyampaikan keluh kesahnya.
Suatu ketika Ibu Walikota datang ke rumah wanita renta
berumur sekitar 60 tahun. Ternyata sejak berusia 19 tahun Ibu tersebut telah
menjadi seorang Pekerja Seks Komersial. Saat Ibu Walikota bertanya “Mengapa ibu
melakukan hal ini terus? Ibu kan sudah tua, apa ada yang mau dengan Ibu.”
Lebih pedih dari teriris sebuah pisau mendengar jawaban Ibu
itu. Tahukan Anda apa jawaban ibu tersebut. “Saya sudah muak dengan janji
pemerintah. Jadi Saya terpaksa melakukan hal ini. Siapa lagi yang akan memberi Saya
uang, kalau di kampung ini rata-rata seperti Saya. Ya ada anak kecil yang bisa
bayar Rp 1000,00. Rp 2000,00 yang penting Saya bisa makan.”
Bayangkan apa yang terbesit dipikiran anak-anak kecil
tersebut. Ketika seorang Anak diberi uang Rp 1000,00 atau Rp 2000,00 mereka
yang mengahabiskannya untuk membeli permen, jajan, sedekah atau ditabung.
Tetapi anak-anak di kampung tersebut? Mereka memilih menghabiskan uang tersebut
untuk memuaskan napsu seks mereka kepada wanita renta. Bisakah Anda
membayangkan, bagaimana pola pikir anak sekecil itu. Apakah mereka tidak pernah
mendapat pendidikan dari orang tua sehingga mereka berpikiran sependek itu.
Ironi, inilah yang terjadi di negeri kita, Indonesia.
Saya bicara berdasarkan fakta. Akhirnya Ibu Walikota meminta
restu kepada orang tua dan keluarga. Bahwa ia bertekad akan membenarkan kampung
tersebut ke jalan yang benar apapun yang terjadi walaupun nantinya ia pulang
tanpa nyawa dan alhamdulillah berkat pertolongan Allah S.W.T Ibu Walikota
pulang ke rumah dengan selamat. Empat bulan lamanya ia berada di kampung
tersebut dan perubahan besar terjadi. Sekarang kampung tersebut tidak lagi
menjadi kampung PKS.
Pelajaran apa yang dapat kita petik. Banyak, utamanya:
JADILAH PEMIMPIN YANG TIDAK HAUS AKAN JABATAN. Ibu Walikota memiliki prinsip
bahwa beliau bekerja untuk akhirat nanti jadi ketika terjadi suatu keganjilan
dalam anggaran pembuatan sebuat bangunan Beliaulah yang turun tangan untuk
mengecek dan turun langsung jika terjadi manipulasi. Sungguh Saya kagum sekali
dengan kepemimpinannya. J
Artikel ini hanyalah sebuah opini Saya terhadap sebuah fakta.
Tidak bermaksud memihak siapapun. Mohon maaf bila banyak kesalahan. Sekian dan
terima kasih.
Salam
Damai Indonesia,
@cintyadiptap
Komentar
Posting Komentar