Ekspedisi Goa Barat, Kebumen



Ekspedisi Gua Barat, Kebumen
Kebumen, 11 Oktober 2014


Hey kamu! Iya kamu yang lagi baca cerita ini, jangan cuma duduk manis di depan gadget dong. Berpetualanglah dan lihatlah betapa indah dunia ini. Alam menanti, habiskan masa mudamu dengan menjelajahinya. Manfaatkan waktu luangmu untuk melihat indahnya ciptaan-Nya. Aku bukan anak pecinta alam asli, aku cuma orang biasa yang suka tantangan dan ingin mengenal alam lebih dekat.
Oke, pengalaman baru aku dapatkan hari Sabtu, 11 Oktober 2014. Jadi begini ceritanya. Hari Jumat, Cahya sama Gilang woro-woro di kelas.
“Siapa yang mau ikut caving?”
Nah denger ada woro-woro itu, 4 perempuan kelas yaitu Laksmi, Tiwi, Riri, aku tertarik nih ceritanya, tapi kita mau izin orang tua dulu.
Jeng... Detik detik izin nih, terakhir izin ke Pranji, gak boleh karena bentar lagi UN. Kali ini aku nekad izin dan ternyata sama ibu boleh. Sayangnya malam itu lagi gak enak badan, pas Tiwi sms.
“Cin kamu jadi ikut?”
Aku cuma jawab, “Doakan semoga besok udah enakan.”
Keesokan harinya, benar saja badanku sudah lumayan enak, cuma bawa sepasang sarung tangan, jaket dan penutup hidung, dan buku, aku berangkat ke sekolah. Sampe sekolah ternyata Laksmi gak bisa ikut gara-gara mau sertijab (serah terima jabatan). Nah Riri juga gak bisa, sementara aku sama Tiwi udah niat banget pengin ikut. Akhirnya kita berdua galau, jadi ikut apa engga. Kita pulang jam 10.00, aku ngajakin anak-anak cewek kelas lain buat ikut. Soalnya kalau Cuma berdua aku sama Tiwi gak jadi ikut, tetapi anak cewek kelas lain pada gak bisa, latian Vocal Group.
Gak nyerah sampe gitu aja, ngajak anak iksa yang biasa pergi, eh katanya dia mau ikut caving yang hari Minggu, yaudah. Apakah kita nyerah? Belum, haha.. Tiwi ngajak aku ke kosnya. Oke, di kos kita duduk sambil mikir. Ngajakin Lolita, tapi katanya dia mau kesana bareng anak kelas abis UTS. Oke, kembali ke kamar Tiwi, kita bener-bener bingung mau ngajak siapa lagi. Tiba-tiba Tiwi bilang gini, “Kayaknya gak jadi deh Cin, ibu bapakku mau kesini nanti malam abis isya aku gak penak kalau mereka sampe sini sementara aku belum sampe rumah,”
Oke, aku cuma usul telpon deh tiw telpon izin sama ibu bapakmu. Akhirnya dia telp ibunya, Ibu Tiwi bilang, “Maaf mbak, ibu gak bisa mutusin sepihak, bilang bapak saja.”
Deg. Yasudahlah mesti gak jadi ikut. Udah jam setengah 12, sementara janjian kumpul di sekolah jam 11. Tak putus asa, Tiwi telp bapaknya dan... Boleh. Yes! Aku langsung telpon Gilang yang lagi nungguin Jupe tambahan Fisika. Yeah! tanpa pikir panjang kita langsung ganti baju. Baju osis, sabuk, dsb tak tinggal di kos Tiwi. Udah. Terus kita ke tempat jual motor ambil STCK biar kalo ketilang motor gak dibawa. Tancap gas ke SMANSA. Di luar udah pada kumpul anak-anak yang mau berangkat caving. Tapi karena udah dhuhur salat dulu. Jam setengah 1an kumpul di depan SMANSA, Tiwi ditelpon ibunya. Kita nungguin, abis itu kita berangkat. Sampe pasar Kemit, aku yang dibonceng Gilang sama Niko yang bonceng Umam, nyebrang jalan ke tempat Bang Yos sekalian ambil peraatan caving. Disana ketemu dedek bayi loh, lucu sekali :D
Tas penuh helm caving, pelampung taruh depan motor, kita berangkat lagi bareng Bang Yos, istrinya dan dedek bayi.
Sekitar jam 2 kita sampe Ayah, aku sama Gilang ambil sepatu caving di Goa Petruk, terus nyusul anak-anak yang lain. Sampai, beda sih rasanya soalnya gak sama anak-anak Lastpanama. Cuma 5 anak lastpanama, anak-anak cowok lastpanama yang jagain kita. Yang lain juga sih, terima kasih.
Sebelum masuk goa kita pake alat-alat caving, mulai dari sepatu boot, baju caving yang kalau kita pake, kita ber-13 kaya pekerja bengkel, helm, senter kepala. Pelampungnya dikasihkan ke anak cewek nih. Udah dipake, berdoa gilang terus ngucap prinsip.
“Jangan membunuh apapun kecuali waktu. Jangan mengambil apapun kecuali gambar. Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak,”
Kita mulai masuk goa, gelap. Cuma cahaya senter yang menerangi kami. Perempuan ditengah. Awal masuk goa masih biasa, setelah sampe kayu-kayu ternyata di dalam goa penuh air. Awal-awal airnya dangkal. Sepatu boot keisi air, tambah berat, kami lewati batu-batu. Kalau capek, break dulu. Perempuan di depan, aku sama Tiwi gandengan terus. Takut Tiwi kedinginan kaya pas di Sikunir.
 Tiba-tiba, “Cin apa aku bisa ya ketemu orang kaya kamu lagi besok?” Deg! Nyess, terharu, ah Tiwi pengin rasanya aku peluk dia, sayang momen ga tepat kita lagi berusaha melewati batu-batu Goa.
Kadang ada kalanya kita harus merambat di dinding goa kemudian melompat. Ada kalanya badan kecantel gara-gara gak muat. Ini nih yang paling lucu, pas kita sampe dasar yang dalam. Kebetulan aku sama Tiwi di depan dan tiba-tiba.
“Tiw ini mana dasarnya?” Air goa lebih tinggi dari badan kita. Bang Yos udah di depan dan anak laki-laki mandan jauh di belakang, kita cuma bingung, mau renang apa bagaimana. Untung kita pake pelampung. Kemudian Juang sama Yudan segera datang, Juang yang renang, Tiwi pegangan juang dan ditarik, aku kesusahan renang gara-gara pake pelampung. Bootku juga hampir lepas untung gak jadi. Dan Yudan yang disampingku, dia terlanjur bawa powerbank. Akhirnya powerbank di gigit, dia renang. Tiba-tiba sepatu bootnya lepas dan mulutnya terbuka bilang,
“Asem,” powerbankpun jatuh ke dasar Goa. Hahaha... anak laki-laki bantuin nyari sepatu boot Yudan, tapi gagal ditemukan. Yaudah akhirnya dia Cuma pakai 1. Tajamnya stalaktit dan stalakmit di goa membuat kita lecet-lecet. Risiko sih. Jam 4 kita sampe di 340m. Bagus banget tempatnya. Roti yang di ransel Ejet dibuka dimakan bareng bareng dicolekin ke muka Cahya, Tiwi juga yang hari itu ulang tahun. Terus foto-foto pake hp Adi yang diamankan di dalam sekantong plastik. Udah, terus kita balik. Karena udah tau medan, kita lebih hari-hati, lewat pinggir, kode-kodean. Umam sama Juang di depan aku sama Tiwi, jagain. Karena gak liat jalan aku sering jatuh. Dan waktu di tempat yang lumayan dalam, Yudan yang badannya tinggi di depan, anak-anak yang lain pegangan dibelakang. Hahaha, waktu anak-anak cowok jauh di depan ejet teriak, “Tungguni, wadon kiye wadon,” Sebenernya mandan ngerasa gak penak, karena takut merepotkan saja, tapi kata Aya waktu aku tanya,
“Kenapa bawa anak cewek sih? Apa kalian gak kepikiran kita bakal ngerepotin disana”
“Ya kenapa sih, pengin ngajak, ora-ora ngerepotin justru dadi motivasi masa sing wedon wis nangarep, lanang malah nang buri,”
Kita keluar goa jam 17.15 WIB. Salat Ashar abis itu salat magrib. Anak laki-laki mau ke tempat Aya, sementara perempuan pulang sama Juang sama Umam. Kita sampe sekolah jam setengah 8, makan baru pulang.
Yang ikut: Ejet, Yudan, Adi, Cahya, Helmi, Gilang, Niko, Agung, Umam, Juang, Tiwi, Cintya, Fauz.
Terima kasih teman karena telah mengajak untuk mencari pengalaman baru bersama. Sampai bertemu dengan petualangan-petualanganku yang lain.

Ini fotonya:




Salam damai Indonesia,
@cintyadiptap

Komentar

  1. Cimiko2 Maret 2015 pukul 01.57

    Keren ya,klo mau tau fb nya apa ya....

    BalasHapus
  2. Cintya Dipta Permatasari26 Juni 2015 pukul 23.26

    Cintya Dipta Permatasari iya keren. Banyak tempat disini yang masih alami.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH ESAI KEBERSIHAN SEKOLAH

Kebersihan Sekolah Salah satu masalah yang sedang dihadapi Indonesia saat ini adalah permasalahan kebersihan, terutama permasalahan sampah. Pengertian sampah itu sendiri adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. Kesadaran penduduk yang rendah akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, membuat negara kita terkenal dengan tumpukan-tumpukan sampah. Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta. Hampir setiap hari masyarakat membuang sampah sembarangan, entah itu di sungai, di jalan dan di tempat-tempat lainnya. Kebersihan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki masyarakat. Lingkungan bersih akan menciptakan kenyamanan bagi masyarakat, begitu pula dalam hal belajar di sekolah. Apabila ruang kelas bersih maka siswa akan merasa nyaman saat belajar. SMA Negeri 1 Kebumen, terletak ...
Baca selengkapnya

Pengaruh Budaya Bacson-Hoabinh, Dongson dan Sa Hyunh terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Indonesia

Gambar
Pengaruh Budaya Bacson-Hoabinh, Dongson dan Sa Hyunh terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Indonesia 1.     Kebudayaan Bacson-Hoabinh        Di Lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat kebudayaan, yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson adalah daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh adalah daerah dataran rendah. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli prasejarah dari Prancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Binh. Peradaban mereka pada mulanya adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera), sedangkan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide. Baik kebudayaan maupun manusia pendukung kebudayaan ini kemudian berkembang di kepulauan Nusantara http://melamaresta-mm.blogspot.com/2012/01/perkembangan-budaya-bacson-hoa-binh.html (Kamis, 31 Janua...
Baca selengkapnya

Descriptive Text about Hamster

Gambar
My Futsuka  Have you a pet? Ok, now I would like to describe you about my pet. It is a hamster. It is a male hamster. I named him Futsuka. In Japanese Futsuka means two. I gave name Futska because he is the second hamster that I have. I don’t know about his origin country. I bought him in a pet shop in this city. Fustka is 29 days years old. He is very small. His body lies between 6 and 8 centimeters. He is very cute. He has soft grayish-white fur, red eyes, and sharp nails. He also has long mustaches. It will be shocked when I touch it. He also will bit my hand when I hold it. His hobby is sleeping. Sometimes he sleeps in the cylinder in the cage or he likes sleeping in the corner of his cage. He likes biting his cage. Maybe he wants to exit from his cage. I often issue him from his cage, because I think he will be bored if he always in the cage. I fed him every day. His foods are sunflower’s seed, corn, and so on. Sometimes I give him vegetable because he is stil...
Baca selengkapnya