Sistem Tata Surya
Tata
Surya
Tata Surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Komponen
utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2
yang mengandung 99,86 % massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya
gravitasinya. Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari
Matahari, mencakup kira-kira 90 persen massa selebihnya. Hampir semua
objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bidang edaran bumi,
yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada
ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda
sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.
Planet-planet
dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan
dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara Matahari, terkecuali
Komet Halley.
Hukum
Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya
sekeliling Matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai
salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari Matahari (sumbu
semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit
elips, jarak antara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak
terdekat antara objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak
terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak
tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit
planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran, sedangkan komet,
asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.
Untuk
mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak antara
orbit yang sama antara satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa
perkecualian, semakin jauh letak sebuah planet atau sabuk dari Matahari,
semakin besar jarak antara objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya.
Sebagai contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih
dari Merkurius, sedangkan Saturnus adalah 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus
terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan
korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu
teori pun telah diterima.
Hampir
semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan
adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki
ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit alami yang paling besar
terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit berpaling ke arah planet
induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang berisi
partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak. Sejarah penemuan
Lima
planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan
Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat
dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk
masing-masing planet.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia
untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata telanjang.
Karena
teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan
bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat
perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari
makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam
semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus
(1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius
hingga Saturnus. Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.
Teleskop
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens
(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali
jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan
teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630)
dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum
gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan
perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada
1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit
Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan
pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan
orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.
Pada
saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa
yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang
mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang
sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto. Tetapi Pluto tidak
dapat dikatakan sebagai planet karena sangat kecil dan orbit edarnya
menyimpang.
Para
astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya
melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai
Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di
antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000),
Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan
2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan
2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga
memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto.
Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi
nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki
satelit.
Kita
tahu salah satu benda langit yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri adalah
bintang, lalu apakah bintang itu? Bintang merupakan benda langit yang
memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri.
Selain bintang, benda langit yang
memancarkan cahaya sendiri adalah Matahari. Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan
helium. Matahari termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat
tata surya. Seluruh komponen tata surya
termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid,
komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di samping sebagai
pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang
berkelanjutan. Panas Matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan
cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak reaksi kimia
yang tidak dapat berlangsung. Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang
mengemukakan teori bahwa Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada abad
16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa
lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama heliosentrisme ini mematahkan
teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh
Ptolemeus dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi. Konsep fusi
nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada
tahun 1930 akhirnya dapat menjelaskan apa itu Matahari secara tepat. Matahari
berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen
(74%) dan helium (25%) terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi,
nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya
Matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari,
kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius.
Merkurius adalah planet terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat
dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar di
antara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena
sudut pandangnya dengan Matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar
28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak
begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat
antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai
1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari
permukaan planet. Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga
tidak mempunyai satelit alami serta atmosfer. Merkurius mempunyai inti besi
yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan
magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin
(-180 sampai 430 derajat Celcius). Pengamatan tercatat dari Merkurius paling
awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi.
Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka,
Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada
mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari
kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap di atas caduceus. Orang Yunani
pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke
lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda
antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat Matahari terbit dan
yang satunya lagi hanya tampak pada saat Matahari terbenam. Di India, Merkurius
dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang
bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, M erkurius
dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah
(כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas"
maksudnya Matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4
km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun
lebih padat) daripada satelit Yupiter, Ganymede.
Planet
kedua adalah Planet Venus (108 juta
km). Venus atau Bintang Kejora adalah planet terdekat kedua dari matahari
setelah Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi
Matahari dalam waktu
225 hari. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3%
nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus
berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu
rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi
Matahari. Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan
suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal
dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada
lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.
Planet Bumi.
Bumi
adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan
Bumi dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan
udara ini menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan
udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan
Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan
mesosfer dan melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan
Bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari
dibagi menjadi 24 jam dan setahun di Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi
mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta
kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik)
digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1. Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756
kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran
gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai
1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan Bumi diliputi air. Udara Bumi
terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas
lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi
nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh
inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh
mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi Bumi dan akhirnya
sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak Bumi
lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng yang
menghasilkan gempa Bumi. Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung
Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di
samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau
Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut
Kaspia dengan luas 394.299 km2. Bumi memiliki sebuah satelit alami
yaitu bulan. Bulan adalah Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan
merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai
sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya
Matahari.
Jarak
rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari
seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen
volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada
tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari
(periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).
Massa
jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5
g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
Bulan
yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh gaya
sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi Bumi. Besarnya gaya
sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara
gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari Bumi
dengan kecepatan sekitar 3,8 cm/tahun.
Bulan
berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi
permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan
kala rotasi sama dengan kala revolusinya.
Di
bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di permukaan
bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di
bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di
bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah
Clavius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan
udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.
Bulan
adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan didarati manusia.
Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah wahana antariksa milik
Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur permukaan Bulan adalah
Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah terlihat dari Bumi,
diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959. Wahana antariksa pertama
yang berhasil melakukan pendaratan adalah Luna 9, dan yang berhasil mengorbit
Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan pada tahun 1966. Program Apollo milik
Amerika Serikat adalah satu-satunya misi berawak hingga kini, yang melakukan
enam pendaratan berawak antara 1969 dan 1972.
Planet Mars
adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari dewa perang
Romawi, Mars. Planet ini sering dijuluki sebagai "planet merah"
karena tampak dari jauh berwarna kemerah-kemerahan. Ini disebabkan oleh
keberadaan besi(III) oksida di permukaan planet Mars. Mars adalah planet
bebatuan dengan atmosfer yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung
berapi, lembah, gurun, dan lapisan es. Periode rotasi dan siklus musim Mars
mirip dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata
Surya, dan Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya. Selain itu, di
belahan utara terdapat cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars. Lingkungan
Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun
begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup
rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang
sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu
pernapasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai
penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana,
meskipun yang amat sederhana. Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos
dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi Matahari.
Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam. Planet ini memiliki 2 buah
satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam
mengelilingi Matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam. Mars
punya dua satelit
alami yang relatif kecil, yaitu Phobos dan Deimos. Penangkapan asteroid
merupakan hipotesis yang didukung, namun asal usul satelit-satelit tersebut
masih belum pasti. Kedua satelit ditemukan pada tahun 1877 oleh Asaph Hall, dan
dinamai dari tokoh Phobos (panik/ketakutan) dan Deimos (teror) yang, dalam
mitologi Yunani, menemani ayah mereka Ares dalam pertempuran. Ares juga dikenal
sebagai Mars oleh orang Romawi.
Dari
permukaan Mars, pergerakan Phobos dan Deimos tampak sangat berbeda dari Bulan
di Bumi. Phobos terbit di barat, tenggelam di timur, dan terbit lagi dalam
waktu 11 jam. Deimos, yang berada di luar orbit sinkron-yang membuat periode
orbitalnya sama dengan periode rotasi planet-terbit di timur namun sangat
pelan. Meskipun periode orbital Deimos itu 30 jam, satelit tersebut butuh 2,7
hari untuk tenggelam di Barat.
Orbit Phobos berada
di bawah ketinggian sinkron, sehingga gaya pasang surut dari planet Mars secara
bertahap merendahkan orbitnya. Dalam waktu 50 juta tahun satelit tersebut akan
menabrak permukaan Mars atau pecah menjadi struktir cincin yang mengitari
planet.
Asal
usul kedua satelit tersebut tidak banyak diketahui. Albedo yang rendah dan komposisi
kondrit karbon di kedua satelit tersebut dianggap mirip dengan asteroid,
sehingga mendukung hipotesis penangkapan. Orbit Phobos yang tidak stabil
menunjukkan penangkapan yang baru saja terjadi. Akan tetapi keduanya memunyai
orbit bundar dan sangat dekat dengan khatulistiwa; hal-hal tersebut tidak biasa
untuk objek yang ditangkap dan dinamika penangkapan yang diperlukan untuk itu
kompleks. Pertumbuhan pada awal sejarah Mars juga mungkin, namun hipotesis
tersebut tidak menjelaskan komposisi yang lebih mirip dengan asteroid daripada
Mars sendiri.
Kemungkinan
ketiga adalah keterlibatan objek ketiga atau semacam tubrukan. Bukti terbaru
menunjukkan Phobos memunyai bagian dalam yang berpori. Selain itu, komposisinya
terdiri dari filosilikat dan mineral lain yang diketahui berasal dari Mars.
Bukti-bukti ini mendukung hipotesis bahwa Phobos terbentuk dari materi yang berasal
dari tubrukan di Mars, yang mirip dengan hipotesis mengenai asal usul Bulan.
Meski spektra VNIR satelit-satelit Mars mirip dengan asteroid, spektra
inframerah thermal Phobos dilaporkan tidak konsisten dengan kondrit dari
kelompok manapun
Yupiter atau Jupiter
adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi dan
Mars. Jarak rata-rata antara Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter
adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki
massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 11,86 tahun. Di permukaan planet ini terdapat bintik
merah raksasa. Atmosfer Yupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana
(CH4) dan amonia (NH3). Lapisan atas atmosfer Yupiter terdiri dari 88 - 92%
hidrogen dan 8 - 12% helium. Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC
sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Yupiter tersusun atas unsur besi dan
unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io, Europa,
Ganymede, Callisto (Galilean moons). Yupiter memiliki cincin yang sangat tipis
,berwarna hampir sama dengan atmosfernya dan sedikit memantulkan cahaya
matahari. Cincin Yupiter terbentuk atas materi yang gelap kemerah-merahan.
Materi pembentuknya bukanlah dari es seperti Saturnus melainkan ialah batuan
dan pecahan-pecahan debu. Setelah diteliti, cincin Yupiter merupakan hasil dari
gagal terbentuknya satelit Yupiter. Yupiter biasanya menjadi objek tercerah
keempat di langit (setelah matahari, bulan dan Venus); namun pada saat tertentu
Mars terlihat lebih cerah daripada Yupiter. Yupiter memiliki 19 satelit. Salah
satunya adlah Satelit Ganymede. Ganymede adalah satelit alam planet Yupiter.
Satelit ini merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya. Ganymede adalah
satelit ketujuh di Tata Surya dan satelit Galileo ketiga dari Yupiter. Satelit
ini mengitari planetnya selama tujuh hari. Ganymede turut serta dalam resonansi
orbit 1:2:4 dengan satelit Europa dan Io. Satelit ini lebih besar diameternya
daripada planet Merkurius, namun massanya hanya sekitar setengahnya.
Satelit
ini sebagian besar terdiri dari batu silikat dan es air. Ganymede merupakan
benda langit yang berdiferensiasi sepenuhnya dengan inti yang cair, kaya akan
besi. Samudra air asin dipercaya ada pada hampir 200 km di bawah permukaan
Ganymede, yang diapit lapisan-lapisan es. Permukaannya terdiri dari dua macam
bentuk medan permukaan. Daerah gelap, yang penuh akan kawah tubrukan yang
berasal dari hingga empat miliar tahun yang lalu, menutupi sepertiga permukaan
satelit itu. Daerah yang lebih terang, yang dilewati oleh alur-alur dan
punggung bukit yang besar dan hanya sedikit lebih tua, menutupi sisanya.
Penyebab kacaunya geologi medan permukaan terang itu tidak sepenuhnya
diketahui, namun mungkin karena aktivitas teknonik yang ditimbulkan oleh
pemanasan pasang-surut.
Ganymede
adalah satu-satunya satelit dalam Tata Surya yang diketahui memiliki
magnetosfer, yang mungkin timbul karena konveksi dalam inti besi cairnya.
Magnetosfer yang kecil itu terkubur oleh medan magnet Yupiter yang jauh lebih
besar dan terhubung dengannya lewat garis medan terbuka. Satelit itu mempunyai
atmosfer oksigen tipis yang termasuk O, O2, dan mungkin O3
(ozon). Hidrogen atomik adalah penyusun atmosfer yang sedikit. Apakah satelit
itu mempunyai ionosfer yang berkaitan dengan atmosfernya masih belum diketahui.
Orang
yang dihargai sebagai penemu Ganymede adalah Galileo Galilei. Ia merupakan
astronom pertama yang mengamati satelit ini pada tahun 1610. Nama satelit itu
segera diusulkan oleh astronom Simon Marius. Marius mengusulkan Ganymede,
pembawa cangkir dewa-dewi Yunani dan kesayangan Zeus. Semenjak misi Pioneer 10,
wahana angkasa telah mampu memeriksa Ganymede dari dekat. Wahana Voyager
memperbaiki pengukuran terhadapnya, sedangkan wahana Galileo menemukan samudra
bawah tanah dan medan magnetnya. Misi baru ke satelit-satelit es Yupiter,
Europa Jupiter System Mission (EJSM) diusulkan untuk diluncurkan pada tahun
2020.
Saturnus
adalah sebuah planet di tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin,
dan merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter. Jarak
Saturnus sangat jauh dari Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu
jelas dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari,
Bumi, Saturnus dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain
berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10
jam 14 menit. Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat
penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari
batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal ini tidak
memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus. Cincin Saturnus sangat unik, terdiri
beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini
masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin
terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun,
tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan
mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling
mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit. Hingga
2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di antaranya
cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya
sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar
dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan Iapetus. Saturnus memiliki 59 satelit alami, 48 di antaranya
memiliki nama. Banyak satelit Saturnus yang sangat kecil, dimana 33 dari 50
satelit memiliki diameter lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 satelit lainnya
memiliki diameter lebih kecil dari 50 km. 7 satelit lainnya cukup besar untuk,
dimana satelit tersebut adalah Titan, Rhea, Iapetus, Dione, Tethys, Enceladus
dan Mimas. Titan adalah satelit terbesar, lebih besar dari planet Merkurius dan
satu-satunya satelit di atmosfer yang memiliki atmosfer yang tebal. Hyperion
dan Phoebe adalah satelit terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari
200 km.
Di
Titan, satelit terbesar Saturnus, satelit Desember tahun 2004 dan satelit
Januari tahun 2005 banyak foto Titan diambil oleh Cassini-Huygens. 1 bagian
dari satelit ini, yaitu Huygens mendarat di Titan.
Titan adalah satelit alami terbesar milik Saturnus. Ditemukan
pada 25 Maret 1655 oleh ahli astronomi Belanda Christiaan Huygens, dan merupakan
satelit pertama di Tata Surya yang ditemukan setelah satelit Galileo milik
Jupiter. Titan adalah salah satu dari sedikit satelit (bersama dengan satelit
Saturnus Enceladus) di tata surya kita yang ditemukan mempunyai atmosfer yang
signifikan.
Uranus adalah
planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat
keempat dalam Tata Surya. Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus
(Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun
Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak
pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya dan
orbitnya yang lambat. Sir William Herschel mengumumkan penemuannya pada tanggal
13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama
kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet pertama yang
ditemukan dengan menggunakan teleskop.
Uranus
komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda
dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom
kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa
es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena
terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak "es"
seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya
itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K
(−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks
dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas
diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri
atas es dan bebatuan.
Seperti
planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak
satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet
karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya
mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada
tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari
Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah
dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada
tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari
Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada
cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa
lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan
aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan
Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai
250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam). Uranus memiliki 27 satelit
alam yang telah diketahui. Nama bagi satelit-satelit ini dipilih dari karakter
karya Shakespeare dan Alexander Pope. Lima satelit utamanya adalah Miranda,
Ariel, Umbriel, Titania dan Oberon.[53] Sistem satelit Uranian adalah yang
paling kurang masif di antara raksasa gas; memang, massa gabungan kelima satelit
utamanya itupun hanya kurang dari setengah massa Triton. Satelit yang terbesar,
Titania, radiusnya hanya 788,9 km, atau kurang dari setengah jari-jari Bulan,
tetapi sedikit lebih besar daripada Rhea, satelit kedua terbesar Saturnus,
menjadikan Titania satelit berukuran terbesar kedelapan dalam Tata Surya.
Satelit itu memiliki albedo yang relatif rendah; berkisar dari 0,20 untuk
Umbriel hingga 0,35 untuk Ariel (dalam cahaya hijau). Satelit itu merupakan
kumpulan es-batu yang kira-kira terdiri lima puluh persen es dan lima puluh
persen batu. Es itu mungkin termasuk amonia dan karbon dioksida.
Di
antara satelit-satelit itu, Ariel nampak memiliki pemukaan termuda dengan kawah
tabrakan paling sedikit, sedangkan Umbriel nampaknya yang tertua. Miranda
memiliki ngarai patahan sedalam 20 kilometer, lapisan-lapisan berpetak dan
variasi yang kacau dalam umur dan fitur permukaan. Aktivitas geologis Miranda
pada masa lalu dipercaya didorong oleh pemanasan pasang-surut pada suatu ketika
saat orbitnya lebih eksentrik daripada sekarang, mungkin hasil dari resonansi
orbital dengan Umbriel yang dulu ada. Proses perenggangan yang diasosiasikan
dengan diapir yang naik mungkin merupakan asal dari korona-korona yang mirip
'lintasan balap' di satelit itu. Sama dengan itu, Ariel dipercaya pernah berada
dalam resonansi 4:1 dengan Titania.
Neptunus
merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet ini
dinamai dari dewa lautan Romawi. Neptunus merupakan planet terbesar keempat
berdasarkan diameter (49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa
Neptunus tercatat 17 kali lebih besar daripada Bumi, dan sedikit lebih besar
daripada Uranus. Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30,1 SA atau sekitar
4.450 juta km. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode
revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah ♆,
yang merupakan trident dewa Neptunus.
Neptunus
ditemukan pada tanggal 23 September 1846. Planet ini merupakan planet pertama
yang ditemukan melalui prediksi matematika. Perubahan yang tak terduga di orbit
Uranus membuat Alexis Bouvard menyimpulkan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh
gangguan gravitasi dari planet yang tak dikenal. Neptunus selanjutnya diamati
oleh Johann Galle dalam posisi yang diprediksikan oleh Urbain Le Verrier.
Satelit alam terbesarnya, Triton, ditemukan segera sesudahnya, sementara 12
satelit alam lainnya baru ditemukan lewat teleskop pada abad ke-20. Neptunus
telah dikunjungi oleh satu wahana angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang
melewati planet tersebut pada tanggal 25 Agustus 1989. Komposisi penyusun
planet ini mirip dengan Uranus, dan komposisi keduanya berbeda dari raksasa gas
Yupiter dan Saturnus. Atmosfer Neptunus mengandung hidrogen, helium,
hidrokarbon, kemungkinan nitrogen, dan kandungan "es" yang besar
seperti es air, amonia, dan metana. Astronom kadang-kadang mengategorikan
Uranus dan Neptunus sebagai "raksasa es" untuk menekankan
perbedaannya. Seperti Uranus, interior Neptunus terdiri dari es dan batu. Metana
di wilayah terluar planet merupakan salah satu penyebab kenampakan kebiruan
Neptunus. Sementara atmosfer Uranus relatif tidak berciri, atmosfer Neptunus
bersifat aktif dan menunjukkan pola cuaca. Contohnya, pada saat Voyager 2
terbang melewatinya pada tahun 1989, di belahan selatan planet terdapat Titik
Gelap Besar yang mirip dengan Titik Merah Besar di Yupiter. Pola cuaca tersebut
diakibatkan oleh angin yang sangat kencang, dengan kecepatan hingga 2.100
km/jam. Karena jaraknya yang jauh dari Matahari, atmosfer luar Neptunus
merupakan salah satu tempat terdingin di Tata Surya, dengan suhu terdingin −218
°C (55 K). Suhu di inti planet diperkirakan sebesar 5.400 K (5.000 °C Neptunus
memiliki sistem cincin yang tipis. Sistem cincin tersebut baru dilacaktemu pada
tahun 1960-an dan dipastikan keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989. Neptunus
diketahui memiliki 13 satelit. Satelit terbesar terdiri dari 99,5 persen massa
di orbit sekitar Neptunus dan satu-satunya yang berbentuk sferoid adalah
Triton, ditemukan oleh William Lassell 17 hari setelah penemuan Neptunus. Tidak
seperti satelit planet besar lain di Tata Surya, Triton memiliki orbit
menghulu, yang menandakan bahwa Triton terjebak oleh gravitasi Neptunus,
bukannya terbentuk di tempat; Triton diduga pernah menjadi planet kerdil di sabuk
Kuiper. Triton sangat dekat dengan Neptunus sehingga terjebak dalam rotasi
sinkronisnya, dan secara perlahan bergerak spiral ke dalam akibat akselerasi
pasang dan akan terbelah dalam kurun 3,6 miliar tahun ketika Triton mencapai
batas Roche. Pada tahun 1989, Triton merupakan benda terdingin yang pernah
diukur di tata surya, dengan perkiraan suhu sekitar −235 °C (38 K).
Satelit
kedua Neptunus (menurut urutan penemuannya), yaitu satelit ireguler Nereid,
memiliki salah satu orbit paling eksentrik di antara semua satelit di tata
surya. Eksentrisitas sebesar 0,7512 memberikannya apoapsis tujuh kali lebih
panjang daripada periapsisnya dari Neptunus.
Sejak Juli hingga
September 1989, Voyager 2 menemukan enam satelit Neptunus baru. Dari enam
satelit tersebut, Proteus yang berbentuk ireguler terkenal sebagai benda padat
besar yang tidak tertarik menjadi bentuk sferoid akibat gravitasinya sendiri.
Meski merupakan satelit terbesar kedua Neptunus, massa Proteus hanya 0,25% dari
massa Triton. Orbit empat satelit terdalam Neptunus—Naiad, Thalassa, Despina
dan Galatea—sangat dekat dengan cincin Neptunus. Satelit terjauh selanjutnya,
Larissa, ditemukan pada 1981 ketika satelit ini mengokultasi sebuah bintang.
Okultasi ini terjadi pada busur cincin, namun ketika Voyager 2 mengamati
Neptunus pada tahun 1989, okultasi ini dinyatakan terjadi akibat satelitnya. Lima
satelit ireguler baru yang ditemukan antara tahun 2002 dan 2003 diumumkan pada
tahun 2004. Karena Neptunus adalah dewa laut Romawi, satelit-satelit Planet ini
diberi nama sesuai nama dewa-dewa laut. Selain
planet benda langit yang lain adalah komet,
apakah komet itu? Komet adalah benda
langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau
parabolis atau hiperbolis. Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani,
yang berarti "rambut panjang". Istilah lainnya adalah bintang berekor
yang tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa menyebutnya
sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah
dikeringkan. Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu
dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahari. Ketika mendekati
Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.
Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.
Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda. Panjang
"ekor" komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh jarak
lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Beberapa komet membutuhkan ribuan
tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari.
Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor. Bagian-bagian
komet sebagai berikut.
- Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
- Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
- Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
- Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat Matahari.
Inti
komet adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet
arahnya selalu menjauh dari Matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari
dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor
debu tampak berbentuklengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor
komet tercipta saat mendekati Matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin
Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke
arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah
komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
Jenis-Jenis
Komet
Berdasarkan
bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
·
Komet
berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat
jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan
menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet
tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang.
Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat Matahari setiap 75.000 tahun
sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
· Komet
berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat
pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang
dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas yang
sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan
hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati Matahari
setiap 3,3 tahun sekali.
Selain komet benda langit yang lain
adalah Meteor. Meteor adalah
penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai
bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh
tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada
saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang
daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide. Jika suatu meteoroid tidak habis
terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda
yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain
dapat membentuk impact crater. Meteorit adalah batu meteor yang berhasil
mencapai permukaan bumi. Disebut juga meteor setelah menembus atmosfer bumi
tetapi belum mencapai permukaan bumi. Meteor merupakan asteroid kecil dari luar
angkasa yang tertarik oleh gravitasi Bumi, ketika memasuki atmosfer bumi
terjadi gesekan udara di lapisan ionosfer menyebabkan meteor menjadi panas dan
terbakar menimbulkan cahaya terang sehingga kadang kala disebut bintang jatuh.
Jika batu meteor sangat besar tidak
habis di lapisan udara ionosfer maka akan jatuh sampai ke Bumi yang disebut
Meteorit. Di Indonesia, meteorit bisa ditemukan di musium geologi Bandung.
Meteorit
adalah bahan baku pamor keris yang disukai para Empu. Keris yang mendapat
campuran meteorit biasanya ringan namun sangat kuat karena mengandung logam
langka, seperti titanium.
Komentar
Posting Komentar